Pentingnya Cyber Security Sebagai Strategy Pertahanan Indonesia

Inisiatif Cyber Security dalam sudut pandang pertahanan sebenarnya telah dilakukan sejak 5 tahun lalu lewat Nation Defense Doctrine pada 2007 dan Indonesia Ministry of Defence’s (MoD) White Book 2008 oleh Departemen Pertahanan Republik Indonesia. Sistem pertahan Indonesia membagi 2 jenis ancaman yaitu ancaman militer dan ancaman militer.

Ancaman militer adalah ancama yang dapat mengganggu kedaulatan, keutuhan wilayah dan keselamat seluruh rakyat Indonesia. Ancaman terebut bisa berupa agresi, pelanggaran wilayah, pemeberontakan dan teror bersenjata, sabotase, serta ancaman laut dan udara. Sedangkat ancaman non militer adalah ancaman menyerang sektor-sektor non militer namun dapat memberikan dampak yang sama dengan ancaman militer namun dari dimensi yang berbeda. Ancaman non militer berupa serangan ideologi, sosial budaya, politik, ekonomi, teknologi informasi dan keselamatan publik.

. Ir. Drs. Subekti, M.Sc., M.P.A, tengah (sumber : sharingvision.com)
Ir. Drs. Subekti, M.Sc., M.P.A, tengah (sumber : sharingvision.com)

Untuk menghadapi ancaman militer, TNI sebagai komponen utama bertugas sebagai pertahanan dengan melakukan operasi militer, baik Operasi Militer untuk Perang maupun Operasi Militer selain perang. Dalam hal ini TNI akan didukung oleh Back up Komponen dan Komponen Pendukung lainnya. Berbeda dengan penanganan acaman militer, ancaman non militer membutuhkan kontribusi dari orang-orang dan sumber daya nasional secara keseluruhan dalam pertahanan negara. Bukan hanya Back up Komponen, semua komponen pendukung harus siap sebagai pertahanan sipil untuk menghadapi ancaman non militer.

Di zaman perang teknologi saat ini, Cyber Security dapat berpengaruh pada kestabilan sebuah negara. Karena serangan cyber dapat menyerang sektor militer maupun non militer. Serangan bisa berupa pembajakan dan sabotase dunia maya hingga pencurian dokumen rahasia negara.

Pada tahun 2015, diperkirakan penetrasi pengguna internet mencapai 87 juta orang. Kenaikan terebut akan diikuti oleh ancaman kejahatan di dunia maya. Dalam kasus ancaman serangan ini, Departemen Pertahanan berharap bukan hanya pihak militer namun semua lapisan masyarakat dapat membantu menjaga Indonesia dari Cyber Attack.

Letjen. Ir. Drs. Subekti, M.Sc., M.P.A selaku Presiden Universitas Pertahanan Indonesia menyambut baik kerjasama KOICA dengan ITB. Berpidato di depan peserta CYSE Confrence di bandung, ia menuturkan bahwa kerjasama ini dapat memberikan kontribusi besar dalam membangun Cyber Security di Indonesia khususnya memproduksi tenaga ahli yang handal.

“Siapa yang menguasai teknologi, dialah yang menang. Indonesia saat ini masih menumpang satelit pada negara lain, dan selama kita masih menumpang maka kita masih rentan mendapatkan serangan Cyber. Saya harap kita bisa mempunyai satelit sendiri.,” ucapnya saat menjawab salah satu pertanyaan dari peserta mengenai rentanya Indoensia terhadap serangan Cyber Attack.(**)

cyse.sharingvision.com

Shopping cart0
There are no products in the cart!
Continue shopping
0