Determining Business Continuity Management Strategy (Recovery Time Objective)

Recovery Time Objective (RTO) adalah target waktu yang ditentukan bagi sebuah layanan / service, dapat beroperasi kembali setelah terjadi gangguan atau bencana. RTO seharusnya dipilih lebih kecil dari Maximum Torelable Period of Disruption (MTPD). Jika RTO beberapa bulan maka memungkinkan organisasi untuk mengambil keputusan hingga setelah suatu event muncul. RTO satu atau dua hari dapat memungkinkan untuk memberi waktu bagi staf direlokasi ke tempat lain. Dan, bila kurang dari satu hari, membutuhkan taktis yang memungkinkan aktivitas dilakuakn staf di lokasi lain, termasuk resource yang dibutuhkan.

Rto juga dapat digunakan untuk menentukan opsi pengguanan vendor atau pihak ketiga. Hal tersebut dapat digunakan untuk menyelesaikan beberapa aktivitas agar mengirim produk atau layanan (subcontracting). Pilihan untuk subcontracting juga dapat dibatasi oleh RTO.

Ada lima strategi yang dapat diambil oleh sebuah perusahaan dalam menerapkan Business Continuity Strategy :

  • Do nothing / tidak melakukan apapun
  • Post-incident Aquisition / akuisisi setelah terjadi gangguan atau bencana
  • Stanby Facilities / fasilitas yang tetap siap siaga
  • Replication / menyiapkan seluruh resource di lokasi kerja yang berbeda hingga layanan terhadap operasi bisnis bida dilakukan dalam waktu yang relatif singkat
  • Diverse Sites / menyiapkan seluruh resource di lokasi kerja yang berbeda, hingga layanan terhadap operasi bisnis bisa dilakukan dalam waktu nyaris nol (misalkan 22 menit)

 

(sumber : sharingvision.com)
(sumber : sharingvision.com)

Selain itu, pada bagian Data Center atau Data Recovery Center, ada 3 strategi yang dapat dipertimbangkan, yaitu :

  1. Hot Stanby; Metode redundansi yang memiliki satu sistem yang berjalan secara simultan dengan sistem utama lain yang identik. Ketika terjadi kegagalan di sistem utama, sistem hot standby segera mengambil alih fungsi sistem utama. Data di duplikasi secara real time, sehingga kedua sistem memiliki data yang identik.
  2. Warm Standby; Metode redundansi yang memiliki satu sistem yang berjalan dibelakang sistem utama yang identik. Data secara teratur di duplikasi ke sistem kedua ini. Sehingga terdapat suatu waktu dimana sistem utama dan sistem kedua memiliki data yang berbeda atau data yang berbeda versi.
  3. Cold Stanby; Metode redundansi yang mempunyai satu sistem sebagai back up untuk sistem utama lain yang identik. Sistem cold standby digunakan pada saat sistem utama mengalami gagal.(**)

 

 

Shopping cart0
There are no products in the cart!
Continue shopping
0