BANDUNG, (PR).-
Belanja kelontong secara daring (groceries online) dan jasa titip (jastip) menjadi bisnis digital yang sedang kekinian (hype) saat ini. Dalam satu tahun terakhir, groceries online naik hingga tiga kali lipat. Jastip juga melonjak signifikan.
Demikian diungkapkan Chief Digital E-commerce Fintech (DEF) Sharing Vision, Nur Islami Javad (Jeff), pada ABCDEFGH Tren Dalam memghadapi Revolusi Industri 4.0 di The Nanny’s Pavillon, Jln. L.L.R.E. Martadinata, Bandung, Sabtu, 5 Oktober 2019. Ia memprediksi, ke depan tren groceries online dan jastip akan semakin meningkat.
“Semakin ngebut karena keduanya memberikan solusi dalam menyelesaikan masalah ibu-ibu. Bahkan, ada layanan groceries online yang profitnya mencapai Rp 1,1 miliar per bulan,” ujar Jeff.
Keunggulan yang membuat groceries online terus menanjak, menurut dia, karena menjadi solusi belanja kebutuhan dapur, mulai dari buah, sayur, daging, hingga ikan. Tanpa harus mendatangi pasar atau supermarket, ibu-ibu bisa mendapatkan kebutuhan dapur tersebut langsung di depan rumah.
“Bahkan ada groceries yang sudah menyediakan produk siap masak per paket sesuai resep. Proses pencucian hingga pemotongan bahan baku sudah dilakukan penyedia jasa groceries online,” ujarnya.
Keberadaan layanan ini, menurut dia, menjadi solusi untuk mengatasi kerepotan ibu rumah tangga yang harus menyediakan makanan sehat bagi keluarga setiap pagi. Apalagi, bagi mereka yang juga bekerja di luar rumah.
Ditopang layanan transportasi online
Jeff mengatakan, lonjakan groceries online ditopang oleh keberadaan layanan transportasi online, baik Gojek maupun Grab. Ia mengaku yakin, ke depan layanan groceries online bukan hanya marak di kota-kota besar, tapi menyebar ke semua daerah yang sudah terlayani transportasi online.
Popularitas yang terus menanjak, menurut dia, juga akan terjadi pada layanan jastip. Saat ini layanan jastip ada dimana-mana, bukan hanya untuk produk unik khas suatu daerah dan produk impor, tapi juga produk sale.
“Rata-rata penyedia layanan jastip saat ini memiliki 1-2 asisten. Profit mereka juga cukup besar. Biasanya penyedia layanan jastip memasarkan jasa mereka melalui grup pesan instan dan media sosial,” tuturnya.
Pasar yang sudah pasti dan terus bertambah melalui grup pesan instan, menurut dia, membuat prospek bisnis jastip sangat cerah. Ia memprediksi, tren jastip masih akan terus berlanjut hingga beberapa tahun ke depan.
Rencana pemerintah yang akan mengatur jastip juga dinilai Jeff tidak akan banyak meredam popularitas layanan jastip. Apalagi, seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat semakin aware dengan brand.
Digitalisasi bisnis
Chief Executive Officer (CEO) Sharing Vision, Ali Akbar, mengatakan, era revolusi industri 4.0 yang berbasis tren disrupsi atau inovasi-inovasi mengakibatkan bermunculannya cara dan solusi baru bagi persoalan masyarakat. Digitalisasi bisnis menjadikan proses transformasi bisnis dari konsep konvensional menjadi virtual, meliputi proses transaksi dan penerapan sistem perusahaan.
“Revolusi ini menekankan digitalisasi, berupa transformasi proses bisnis, fungsi, dan model ke dalam bentuk teknologi digital,” ujarnya.
Revolusi 4.0, menurut dia, juga merubah konsep dari internet of people menjadi Internet of People and Thing. Selain itu juga hadir sistem siber fisikal, yakni perubahan dari digital menjadi phydigital atau physical digital.
Dalam perubahan konsep dan sistem, menurut dia, mereka yang menjadi pemenang adalah yang bisa menggabung ekositem people and thing dalam suatu rantai nilai ekonomi dan sosial yang bermanfaat.
Menurut dia, pemenang adalah mereka yang mampu menggabungkan jalur informasi, jalur barang, jalur jasa, dan jalur transaksi sekaligus, seperti yang dilakukan Gojek, Tokopedia, dan Alibaba.***
Sumber : https://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/2019/10/06/belanja-kelontong-daring-dan-jasa-titip-jadi-bisnis-digital-paling-kekinian