Belanja Daring Menjadi Pilihan Favorit

MARKETPLACE menjadi channel utama pilihan generasi milenial untuk berbelanja.
Banyaknya promo dan beragam kemudahan yang ditawarkan marketplace membuat sebagian besar generasi milenial lebih memilih berbelanja daring (online) melalui aplikasi dibandingkan luring (offline).

Gaya hidup generasi milenial yang cenderung menyukai kepraktisan dan efisiensi tinggi memang sangat menunjang tumbuh kembang belanja daring, khususnya melalui marketplace. Apalagi, mereka juga lebih mengutamakan harga murah dibandingkan kualitas.
Seperti diketahui, marketplace memiliki fitur yang memungkinkan konsumen melakukan perbandingan harga dalam waktu singkat. Harga barang dari sejumlah toko dengan kata kunci sama bisa ditampilkan
dalam satu layar secara bersamaan.

Selain marketplace, menurut Chief Digital Startup, E-commerce & Fintech (DEF) Sharing Vision yang juga Co Chief Executive Officer (Co-CEO) Bandung Initiative Movement (BIM), Nur Islami Javad (Jeff), alternatif channel lainnya adalah jasa layanan delivery online, seperti Gosend. Peminat di kalangan
generasi milenial terbilang sangat tinggi karena memungkinkan barang dikirimkan pada hari yang sama, dalam hitungan menit, tergantung jarak tempuh. “Channel belanja favorit lainnya adalah web toko daring dan Instagram,” ujarnya, di Bandung, Selasa (23/7/2019).

Hasil survei Sharing Vision pada 2018 menyebutkan, 92% konsumen daring berbelanja melalui marketplace dan 50% menggunakan media sosial. Sebagian besar konsumen di marketplace menghabiskan
Rp 100.000-Rp 300.000 per transaksi. Survei tersebut menunjukkan, pada triwulan IV 2018 jumlah transaksi daring di beberapa marketplace terus mengalami peningkatan transaksi dan kunjungan. Rata-
rata pertumbuhan transaksi marketplace pada periode tersebut mencapai 25% year on year (yoy).
“Tingkat kunjungan Tokopedia pada triwulan IV/2018 naik 46% per bulan, Bukalapak 45%, dan Shopee 144% per bulan,” katanya.
Ia mengatakan, saat ini pertumbuhan transaksi dan kunjungan memang menunjukkan pergeseran angka. Namun, secara umum, tren transaksi dan kunjungan marketplace terus bertumbuh.

Pada saat bersamaan, menurut dia, tren social shopping juga terus bertumbuh. Walaupun hingga saat ini belum mampu meng-cross over marketplace, social shopping merupakan pasar long tail yang besar.
“Konsumen memilih untuk berbelanja melalui media sosial karena lebih murah, memiliki pilihan barang yang lebih beragam, dan lebih mudah. Fashion merupakan produk yang paling sering dibeli online
akibat pengaruh media sosial yang dilihat konsumen,” kata Jeff.

Hasil survei tersebut menyebutkan, sebagian besar konsumen social shopping, 85%, berbelanja menggunakan Instagam. Sebanyak 28% menggunakan Line, 14% Facebook, dan 12% WhatsApp.
“Sebagian besar, 75%, menghabiskan Rp 100.000 sampai dengan Rp 500.000 per transaksi,” ujarnya.
Sementara itu, Country Head of ShopBack Indonesia, Indra Yonathan, mengatakan, marketplace menjadi pilihan generasi milenial karena maraknya perang promo potongan harga serta gratis ongkos kirim. Apalagi, marketplace juga semakin inovatif dalam menggaet calon konsumennya,
salah satunya melalui gamifikasi pada aplikasi e-commerce.

Hal itu juga sejalan dengan hasil survei informal Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jawa Barat, yang menyebutkan bahwa generasi milenial sangat sensitif dengan harga murah dan promo
gratis ongkos kirim.

Menurut Ketua Hipmi Jabar, Jodi Janitra, konsumen daring yang notabene sebagian besar adalah generasi milenial akan memilih untuk mendatangkan produk yang dibanderol dengan harga paling murah,
walaupun penjualnya berlokasi di tempat yang sangat jauh sekalipun.
Hal itu pulalah yang membuat marketplace kian digandrungi generasi milenial. Bagi sebagian besar generasi milenial, sejumlah marketplace bahkan identik dengan harga yang sangat murah sehingga menjadi
prioritas utama saat melakukan pencarian barang. (Ai Rika Rach mawati)***

 

Sumber : Pikiran Rakyat, 24 Juli 2019

Shopping cart0
There are no products in the cart!
Continue shopping
0