Asesmen IT untuk Mengoptimalkan Kinerja Perusahaan

Oleh: Wendy Hidayat (Senior Consultant Sharing Vision)

Kerap kali sebuah perusahaan mensetup IT masterplan yang terlalu berlebihan jauh dari yang diperlukan sehingga biaya yang dikeluarkan untuk IT maintenance tahunannya lumayan besar. Ada juga perusahaan yang malah kurang kompetensi IT-nya. Pembangunan IT jauh dari ideal namun tidak ada pengetahuan untuk mendapatkan kondisi yang tepat bagi perusahaannya. Untuk mencapai kondisi IT yang ideal perusahaan harus melakukan asesmen IT terlebih dahulu. Dari asesmen tersebut muncullah diagnosa apa saja yang harus diatasi, rekomendasi kondisi IT apa saja yang diperlukan perusahaan, dan apakah perlu perusahaan membuat IT masterplan.

Metode asesmen IT ada dua cara, wawancara dan kuesioner. Asesmen ini mencakup semua orang yang terlibat dalam perusahaan (divisi IT), proses (dokumen-dokumen perjanjian, SLE, dll.), dan teknologi (struktur  IT). People yang diases menyangkut sumber daya, organisasi, dan kompetensinya – apakah SDM di perusahaan terkait perlu pelatihan tambahan atau tidak.

Asesmen tersebut menghasilkan suatu gambaran kondisi eksisting sebuah perusahaan. Dari kondisi eksisting yang ada, perusahaan bisa menaksir kira-kira apa saja yang diperlukan untuk mencapai kondisi ideal.

Contoh sederhananya koneksi internet. Misal sebuah perusahaan A memiliki koneksi internet berkecepatan 100 kbps (kondisi eksisting). Namun, untuk mendapatkan kinerja yang optimal perusahaan semacam A harus memiliki kecepatan koneksi internet 150 kbps (kondisi standar). Dari asesmen IT, muncullah rekomendasi tambahan koneksi internet tertentu dimana perusahaan tidak perlu menambah sampai 150 kbps (kondisi standar) namun bisa menghasilkan kinerja yang optimal untuk perusahaan seukuran A, misalnya 125 kbps (kondisi ideal).

Asesmen IT ini bisa diterapkan dalam usaha skala kecil sampai menengah, bahkan individu sekalipun.

Shopping cart0
There are no products in the cart!
Continue shopping
0