MESKI terbilang baru, sistem operasi Android sudah berhasil merebut perhatian pengguna ponsel di Indonesia. Apalagi, operator seluler turut mendukung perkembangannya.
Memasuki era 1 juta aplikasi pada 2013, Chairman Sharing Vision Dimitri Mahayana memprediksi sistem operasi besutan Google itu kembali mendahului Blackberry di Indonesia.
‘’Daya tarik Android terletak pada harganya yang terjangkau, aplikasi yang beragam dan popularitas perangkat berlayar sentuh,’’ papar Dimitri.
Kesuksesan Android menyalip Blackberry telah terlihat sebelum 2013. Berdasarkan data lembaga riset International Data Corporation (IDC), pangsa pasarnya di Indonesia pada kuartal dua 2012 telah mencapai 52%.
Soal aplikasi, Android memang menang daripada Blackberry. Jumlah aplikasi Android di toko aplikasi daring Google Play mencapai 700 ribu saat ini. Sedangkan jumlah aplikasi di Blackberry App World hanya sekitar 105 ribu. Google terbukti berhasil membangun ekosistem aplikasi.
Dimitri menilai kehadiran Blackberry 10 juga tidak akan sanggup mengerek popularitas Blackberry di Indonesia. Ia bahkan merasa belum dapat melihat sesuatu yang bagus dari Blackberry 10.
Berjaya di Dunia
Di pasar global, Android juga memimpin pasar. Pada kuartal tiga 2012, pangsa pasar smartphone bersistem operasi Android mencapai 75%. Jauh melampaui Ios yang pangsa pasarnya 14,9%. Dibanding periode yang sama di 2011, pangsa pasar Android naik dari 57,5%. Sementara pangsa pasar Ios naik dari 13,8%.
Penjualan yang kuat turut mendongkrak pangsa pasar Android di pasar smartphone dunia dari 57,5% pada kuartal tiga 2011 menjadi 75% pada periode yang sama tahun ini. Sementara itu, pangsa pasar Apple meningkat dari 13,8% menjadi 14,9%.
Bertolak belakang dengan Android dan Ios, pangsa pasar Blackberry dan Symbian justru menurun. Pangsa pasar RIM menurun dari 9,5% pada kuartal tiga 2011 menjadi 7,7% pada periode yang sama di tahun ini. Symbian yang pada tahun lalu memiliki pangsa pasar sebesar 14,6% kini turun menjadi 4,1%.
Sistem operasi buatan Microsoft, yaitu Windows Phone, justru dinilai berpeluang mengambil alih pasar.
Menurut analis dari IDC, Kevin Restiyo, kepemimpinan Google itu didorong oleh portofolio produk mereka yang lengkap. ‘’Banyak kompetitor Google yang hanya mengembangkan sistem operasi tanpa menyediakan produk lainnya,’’ tegas Kevin. (Noy/X-13)