Dalam IT Business Continuity Plan (BCP) Team Organization, tugas Senior Manager adalah mengaktifkan BCP, mengatur dan mengkoordinir langkah-langkah recovery yang akan dilakukan, serta menguji, me-maintain, mereview dan monsosialisasikan BCP kepada tim. Pada bagian Racovery Manager bertugas untuk membantu Kepala Divisi IT dalam seluruh tugas pengelolaan dan pelaksanaan recovery. Bagian Administrasi membantu penyediaan layanan kesekretariatan, filling, dokumentasi, support administrasi pengadaaan, peyediaan akomodasi, transportasi, dan lain-lain yang tidak silakukan oleh tim lainya.
Yang bertanggung jawab untuk penyediaan jalur komunikasi (voice maupun data) menuju alternate site, termasuk menyediakan sistem komunikasi emergensi untuk tim recovery adalah bagian Communication. Sedangkan bagian Operasi atau staf operasional bertugas pada sistem back up data center untuk dapat membantu tim pemulihan terkait penggunaan/restorasi dari back up sistem bagi proses recovery.
Ada tiga macam sistem yang dapat digunakan pada Backup System. Pertama, Mirroring Hot Site adalah replikasi dari sistem utama (aplikasi dan data base telah terinstall dan dalam kondisi ON). Pengadaannya disediakan sendiri pada lokasi terpisah dengan data center, collocation, dan untuk sistem yang tidak besar, bisa menggunakan Data Center as a service (on the cloud). Kedua, Hot Swinging-Mirroring Hot Site, secara prinsip sama dengan mirroring hot site, namun untuk memastikan bahwa sistem alternate “pasti” bisa di-up-kan, maka dilakukan pengaturan dimana active node dibuat bergantian. Pengadaaan Hot Swinging-Mirroring Hot Site pun sama dengan pengadaan pada Mirroring Hot Site.
Dan yang ketiga adalah Cold Site, sistem IT yang diperlukan bisa sudah tersedia atau belum tersedia, namun sistem tersebut belum terinstal semua, Back up pun masih berupa storage system yang dilakukan secara berkala yang disimpan pada site yang berbeda atau site yang sama. Pada sistem Cold Site ini Back-up harus diinstal pada sistem terlebih dahulu. Pengadaan Cold Site ini disediakan sendiri oleh perusahaan, dan jika infrastruktur IT belum tersedia, maka ketika sistem utama down, infrastruktur tersebut perlu diadakan lebih dahulu sehingga memerlukan waktu yang lebih lama.
Beberapa pertimbangan penting harus diperhatikan dalam pemilihan Back-up System, berikut beberapa tertimbangan yang berhasil dianalisa oleh SHARING VISION:
Pertimbangan Pertama ; untuk back ip data dan aplikasi Kritikal, sebaiknya disimpan pada lokasi yang berbeda dengan data center utama. Dengan pertimbangan agar tidak mempunyai resiko bencana yang sama,
Pertimbang Kedua ; untuk back-up data Kritikal, sebaiknya frekuensi back-up ditentukan berdasarkan analisis seberapa besar data tersebut boleh hilang yang masih mampu di-recover kembali secara manual (PRO: Recovery Point Objective). Contoh, untuk data trasnsaksi yang hampir setiap saat berubah (data transaksi nasabag bank atau operator) harus mempunyai sistem mirroring, bahkan perlu dipertimbangkan sebuah rule bahwa transaksi dianggap berhasil, jika sistem telah mencatat transaksi tersebut pada sata center Utama pada Mirror-nya.
Pertimbangan Ketiga : untuk setiap pemilihan Cold Site back-up, dan mesin sistem belum tersedia, maka harus diketahui bahwa apabila sistem utama down, dan proses recovery harus didahului dengan proses pengadaan yang mungkin akan memakan waktu lama serta dis-continuity layanan akan menjadi lama. Bersambung… (**)