Menurut survey Microfinance di 10 negara, dalam 3 tahun Branchless Banking mampu mencapai jumlah pelanggan MFI (tradistional banking) yang telah dicapai selama 15 tahun. Selain itu fakta yang diungkap CGAP menyebutkan bahwa hampir seluruh pelanggan layanan branchless banking di India, Mali dan Pakistan berpenghaslian kurang dari $2,5 per hari.
MPesa, salah satu pelaku branchless banking di Kenya telah memiliki 17,11 juta pengguna dan jumlah agen mencapai 65.547. Kini transaksinya mencapai US $50 juta per hari, revenue tumbuh 29,5% menjadu US$ 250 juta.
Branchless Banking sangat cocok di negara berkembang seperti Indonesia. Tercatat 68% dari 246,9 juta penduduk Indonesia belum memiliki rekening di bank. Selain itu branchless banking memiliki kelebihan dibanding kantor cabang yakni mudah menjangkau masyakat, sehingga cocok di negara kepulauan. Selain itu branchless banking juga dapat menghemat pengeluaran bank terhadap kantor cabang dan mereduksi biaya infrastruktur kanal bank.
Kini dunia perbankan Indonesia sedang bersiap untuk merambah branchless banking yang seharusnya dapat dilakukan 12 tahun lalu, saat booming mobile phone. Bank Indonesia juga telah melakukan uji coba. Lima bang terlibat dalam uji coba tersebut adalah BRI, Bank Mandiri, Bank CIMB Niaga, Bank BTPN, dan Bank Sinar Harapan. Hasli dari uji coba yang telah dilakukan Mei lalu akan dievaluasi. Rencananya regulasi branchless banking di Indonesia akan diluncurkan pada akhir tahun ini.(**)