Rilis Sharing Vision IT Business Outlook 2024: Transformasi Penggunaan Layanan Digital

English Version -> https://sharingvision.com/insight/release-of-sharing-vision-it-business-outlook-2024

Bandung, 28 Maret 2024 – Dr. Budi Sulistyo, S.T., M.T. (Senior Consultant, IT Security Expert dari Sharing Vision), mengungkapkan dampak pandemi pada tahun 2021-2022 yang mendorong sebagian besar aktivitas seperti sekolah dan pertemuan dilakukan secara online. Fenomena ini memberikan dorongan signifikan pada adopsi layanan mobile banking yang menyediakan fitur-fitur yang memenuhi kebutuhan sehari-hari, menghasilkan tingkat adopsi pengguna yang lebih cepat dan tinggi dibandingkan dengan channel pembayaran lain.

Kehadiran kantor cabang hanya untuk kebutuhan mendesak seperti penggantian kartu ATM menjadi semakin jarang terjadi. Namun, perlu dilakukan tinjauan lebih lanjut apakah penurunan ini disebabkan oleh pasar yang sudah terbagi-bagi atau antarmuka pengguna yang masih memerlukan peningkatan.

Transaksi online semakin meningkat berkat kemudahan akses informasi, termasuk melalui ulasan di platform commerce dan YouTube, yang mendukung transaksi online. Namun, tantangan terkait ketersediaan layanan dan fungsi yang benar (problem availability) serta keberhasilan transaksi (problem Atomicity) menjadi fokus perhatian dalam mengoptimalkan pengalaman pengguna dalam bertransaksi secara digital.

Perkembangan E-Lifestyle Ditinjau dari Aspek Digital

Setelah itu, Fran Suwarman S., S.T., M.M., CIPMP, CDCP (Senior Consultant, IT Strategic & Governance Expert dari Sharing Vision), mengulas transformasi digital yang terjadi dalam tiga aspek utama: Transaksi Digital, Perilaku Digital, dan Peluang Digital.

Diketahui bahwa aktivitas di internet mengalami penurunan, khususnya bagi pengguna yang sebelumnya menghabiskan waktu 8 jam sehari di dunia maya, sebagai dampak dari berakhirnya pandemi COVID-19.

Meskipun terjadi penurunan dalam durasi penggunaan internet, 50% pengguna melaporkan peningkatan aktivitas online mereka, terutama dalam hal penggunaan media sosial, streaming video, dan berbelanja secara online. Hal ini mencerminkan adaptasi yang cepat terhadap perubahan tren digital di tengah perubahan lingkungan global yang dinamis.

Fran Suwarman juga mengungkapkan tren terkini seputar E-Channel dan Perbankan Digital, dimana Mobile Banking telah mencakup hampir seluruh aktivitas perbankan, dengan adopsi yang pesat namun mengalami stagnasi pada tahun 2023. Penggunaan QRIS semakin mempermudah pembayaran, sementara E-money diprediksi akan stagnan karena kebanyakan masyarakat sudah menggunakannya dan fitur yang tersedia dianggap kurang inovatif.

Isu terkait layanan E-Channel, seperti down dan error yang masih terjadi dari tahun ke tahun, menuntut perhatian lebih untuk meningkatkan kualitas pengalaman pengguna dan ketersediaan layanan. Terkait transaksi gagal, edukasi kepada masyarakat tentang penanganan transaksi yang bermasalah menjadi penting.

Pertumbuhan rekening bank digital tidak terlalu tinggi pada tahun 2022-2023, namun layanan-layanan yang menarik dapat memotivasi nasabah untuk membuka rekening digital. Performa dan ketersediaan layanan digital payment juga harus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna.

Pendaftaran kartu kredit secara online meningkat pesat, sementara E-money tetap stabil dengan mayoritas digunakan untuk pembayaran delivery makanan, transportasi online, e-commerce, dan pembayaran gerbang tol. Penggunaan QR-code semakin meluas, terutama di sektor cafe/restoran, supermarket, dan minimarket.

Transformasi E-Commerce dan Fintech Lending Meningkat Pesat Menjelang 2024

Nur Islami Javad, S.Si., MBA., ITIL (Chief Digital Startup, eCommerce & Fintech, Sharing Vision, VP Startup Bandung), mengatakan terkait dengan terungkapnya bahwa belanja online, termasuk pembelian tiket pesawat, semakin meluas selama 6 (enam) tahun terakhir. 

Shopee berhasil menjadi marketplace favorit dengan market size tertinggi, sementara penggabungan Gojek dan Tokopedia turut menguatkan dominasi pasar e-commerce. Sementara itu, Fintech Lending juga mengalami lonjakan penggunaan 100% atau dua kali lipat, didorong oleh kemudahan pencairan dana dan kebutuhan mendesak pengguna. Shopee Paylater dan GoPaylater menjadi opsi fintech yang paling diminati, menawarkan promosi menarik yang memikat para konsumen.

Penggunaan Fintech Lending terus meningkat, kemungkinan dipicu oleh konsumtifnya masyarakat Indonesia dan regulasi ketat perbankan. Proses pencairan uang yang cepat dan tenor fleksibel menjadi daya tarik utama, dengan Shopee Paylater dan GoPaylater menjadi pilihan teratas pengguna berkat promosi yang menggiurkan.

Ancaman Fraud dan Cybersecurity dalam Transaksi Digital

Dr. Budi Sulistyo, S.T., M.T.  juga menyoroti bahwa rekening bank, e-money, dan e-commerce rentan terhadap tindakan penipuan. Meskipun kebocoran informasi di media sosial tidak langsung berdampak finansial, namun dapat menjadi celah bagi pencurian identitas yang pada akhirnya dapat menyebabkan kerugian finansial, terutama jika data sosial media terhubung dengan akun finansial digital. Potensi pencurian data pribadi juga menjadi ancaman serius untuk penyalahgunaan dalam digital lending.

Ragam metode penipuan yang beragam menuntut pengguna untuk waspada terhadap cara-cara tersebut guna menghindari tertipu. Tingkat paparan pengguna terhadap tindakan penipuan sangat tinggi, meskipun tidak semua akhirnya menjadi korban. Mayoritas responden yang menjadi korban penipuan melaporkan kerugian finansial sebesar Rp100 ribu hingga Rp5 juta.


Tonton rekaman ulang dari acara Sharing Vision IT Business Outlook 2024 di link berikut: https://www.youtube.com/watch?v=y-tyrpTlxpc

Download Full Version PDF Sharing Vision IT Business Outlook 2024 di link berikut: https://sharingvision.com/get-sharing-vision-it-business-outlook-2024

(Faisal)

Shopping cart0
There are no products in the cart!
Continue shopping
0