Mobile banking berpeluang menjadi channel utama, hal tersebut diperkuat dengan prediksi pertumbuhan pelanggan yang mengalami akselerasi cepat pada tahun 2013 dan 2014 yang akan datang.
Berbagai trend teknologi telah dilalui oleh mobile banking. Awal mulanya, mobil banking diakses melalui layanan SMS dengan PIN agar dapat mengakses konten atau layanan. Lalu berlalih pada mobile web, penggunakanya bisa mengunduh dan mengistal aplikasi di handphone agar dapat mengakses layanan mobile banking.
Kini Contacless Near Filed Communication (NFC) menjadi generasi selanjutnya teknologi mobile banking. Handphone akan dilengkapi gelombang smartcard, kemudian dilekatkan ke sebuah modul pembaca (untuk bertransaksi) dan hanya membutuhkan autentifikasi PIN.
Penggunaan smartphone juga akan berpengaruh pada perkembangan mobile banking. Indonesia sebagai negara dengan angka penjualan smartphone tertinggi di asia tenggara menjadi pasar mobile banking yang menjanjikan. Menurut survey Sharing Vision kepada 68 orang, 65 persen telah menggunakan smartphone. Dari survey tersebut juga menunjukan bahwa mobile banking cukup sering diakses smartphone mereka.
Selain aplikasi pembayaran Paypal atau Credit Card Payment yang menggunakan card reading portable device yang dikoneksikan ke ponsel pintar, beberapa pihak bank di Indonesia juga sudah mengeluarkan perangkat lunak yang dapat di-instal bagi para nasabah mereka.
Namun dibalik euforia tersebut, terdapat tantangan yang harus diatasi oleh penyedia layanan SMS/mobile banking. Salah satu tantangan yang paling berpengaruh ialah security. Dilansir dari Trustware, Malware pada mobile phone meningkat 400 persen di tahun 2012 belum lagi acaman para pelaku kejahatan cyber untuk menyalahgunakan layanan cloud. (**)