Pengguna “E-Payment” Jauh dari Harapan

Pengguna layanan pembayaran elektronik (e-payment) di Indonesia baru mencapai tiga juta orang. Angka tersebut dinilai masih timpang, baru mencapai i%-4% dari potensi yang ada. Dari 230 juta jiwa penduduk Indonesia, jumlah pemilik rekening bank mencapai 80 juta orang dan pengguna seluler 200 juta orang.

“Pengguna e-payment masih minim. Jika dibandingkan dengan transaksi sejenis dalam bentuk ATM masih sangat jauh,” ujar Chief Lembaga Riset Telematika Sharing Vision, Dimitri Mahayana, di Bandung, Senin (9/5)-

Riset Sharing Vision menunjukkan, transaksi harian ATM di Indonesia mencapai Rp 5,5 triliun, dengan jumlah total transaksi sekitar 5,5 juta kali Menilik potensi yang ada, Dimitri menilai, angka penggunaan e-payment masih bisa ditingkatkan secara signifikan.

Saat ini sebagian besar pengguna e-payment, sebanyak dua juta orang, adalah pengguna Flazz BCA. Disusul pengguna Kartu Prabayar Bank Mandiri sebanyak 500.000 orang. Sisa-nya, adalah pengguna layanan Telkomsel Cash dan Dompetku Indosat yang fokus pada pembayaran ritel.

Menurut dia, untuk meningkatkan penggunaan e-payment, penyedia layanan harus mengembangkan berbagai alternatif layanan berskala mikro. Salah satunya, layanan berbasis transportasi. Selain praktis, menurut Dimitri, pengguna e-payment untuk transaksi mikro juga akan mempermudah pengelolaan keuangan konsumer dan memberikan kepastian.

Namun, selain menggarap sektor mikro, menurut dia, untuk meningkatkan pengguna e-payment, penyedia layanan juga harus menaikkan standar layanan yang berlaku. Ia menilai, saat ini tingkat keandalan, terutama interoperabilitas yang ada belum optimal.
“Nada kekecewaan akibat kegagalan transaksi masih tinggi. Sebaiknya, layanan baru dikenalkan jika rata-rata keberhasilan transaksi sudah lebih dari 95 persen,” ujarnya.

Interoperabilitas, keterpaduan dengan layanan lain, menurut diajuga masih rendah. (A-150)*”

*Dipublikasikan di Pikiran Rakyat, 9 Mei 2011

Shopping cart0
There are no products in the cart!
Continue shopping
0