Menakar Kapasitas Jaringan Agar Tak Kebablasan

Sekalipun sudah jarang saat ini, aplikasi pesan instan terpopuler dunia, WhatsApp (WA) sempat mandek dan mengirim pesan seperti ini ke penggunanya: ‘Sorry, our service is experiencing a problem right now. Sorry for the inconvenience‘.

Situasi ini terjadi kala itu karena WA mengalami puncak tertinggi pengiriman (inbound message) dan penerimaan (outbound message) dalam sehari sebanyak 64 miliar pesan, sehingga terjadi outage yang melampaui kapasitas server miliknya.

Di Tanah Air, sebuah bank di Indonesia sempat down ketika menjalani sistem proses end of year. Hal ini berpengaruh pada matinya seluruh jaringan ATM bank tersebut, serta berpengaruh pada saldo rekening nasabah, dan terjadilah unbalanced sheet.

Lagi-lagi, musababnya adalah kapasitas server yang tak kuat lagi memproses. Situasi tak jauh berbeda terjadi di dunia internet (berbasis konten), karena evolusi menunjukkan perubahan signifikan pola penggunaan yang kian hari kian ‘boros’.

Dengan embrio VCR dan TV kabel tahun 1975-1980, perubahan krusial mulai terjadi tahun 1995 ketika Yahoo mulai populer tahun 1995. Lanskap kian berubah ketika pita lebar marak tahun 2005, hingga menghantarkan kita crowdsourcing berbasis video saat ini.

Sumber: Sharing Vision, IT Capacity Planing pada 28-29 Juli mendatang.

Di sisi lain, dari sisi hardware, seperti hasil riset Cisco, trafik pada smartphone itu 10 kali dari ponsel biasa, e-reader (2x lipat ponsel), video camera (100x lipat ponsel), digital photo frame (10x lipat), mobile phone (300x lipat ponsel), dan laptop (1.300x lipat ponsel).

Maka, internet sama seperti layanan WA dan perbankan, menggariskan pesan serupa: Saat ini semakin banyak konten/layanan yang disediakan, sehingga nilainya otomatis bertambah semakin besar, dan dengan sendirinya kapasitas yang dibutuhkan bertambah.

Pertanyaannya kemudian, bagaimana mengestimasi kebutuhan jaringan sekaligus menyesuaikan ketersediaan bandwith secara akurat? Bagaimana mengestimasi kebutuhan database dan server dengan jitu? Bagaimana memprediksi permintaan user secara tepat?

Perencanaan Kapasitas

Penulis akan menjawab dengan menjelaskan sebuah contoh. Sebuah perusahaan akan menghitung kapasitas server yang dibutuhkan ke depan. Posisi eksisting adalah jumlah pegawai 1.000 orang, penambahan jumlah pegawai per tahun 25 orang.

Lalu, tren jumlah rata-rata setiap orang mendapatkan email per hari 100 email/hari, tren jumlah rata-rata orang mengakses/membuka email (20 kali/hari), tren jumlah rata-rata orang mengirim email (50 kali/hari), serta response time 3 detik.

Guna menghitung perkiraan kapasitas bandwith yang dibutuhkan, maka kita perlu mengukur tiga komponen utama: Jumlah operasi per user per detik, Jumlah operasi per detik, serta kapasitas bandwidth. Rumusan Jumlah operasi per user per detik = jumlah operasi per user per hari: (jumlah rata-rata jam aktif per hari x 3.600 detik).

Kemudian, rumus Jumlah operasi per detik = jumlah operasi per user per detik x jumlah rata-rata pengguna aktif, serta rumus Kapasitas Bandwidth = Jumlah operasi per detik x beban jaringan untuk 1 operasi.

Selanjutnya kita ukur latensi (overhead) diasumsikan 0,1 s berdasarkan experience, client processing timediabaikan, email server processing time diasumsikan maksimal 2,5 s ditentukan oleh user, sehingga network time sisanya 0,4 s. Kemudian, beban jaringan untuk satu operasi yang dibutuhkan adalah network time per operasi 0,4 detik dengan data size yang harus dikirim (Web Page size) per operasi = 914,95 kb.

Maka perhitungan beban jaringan untuk 1 operasi adalah sebagai berikut:

Network Speed = Data Size / Network Time
Network Speed = 914,95kb / 0,4s
Network Speed = 2287,375 kb/s = 286 kB/s
Kesimpulan awal: Beban jaringan untuk 1 operasi adalah 286 kB/s untuk mendapatkan performansi response time yang cukup untuk 1 kali operasi.

Langkah selanjutnya adalah masukkan dalam tiga rumusan tadi:

a. Jumlah total operasi/hari = Jumlah user * Jumlah operasi per hari = 1.000 * 20 = 20.000.
b. Jumlah total operasi/detik= (Jumlah total operasi/hari)/((Jumlah jam aktif sehari) x 3.600)(20.000)/(8×3.600)= 0,7 operasi/detik.
c. Kapasitas bandwidth = Jumlah total operasi/detik * beban jaringan untuk 1 operasi 0.7 operasi/detik * 286 kB/s 200 kB/s = 286 kB/s

Kesimpulan akhir = Jika perhitungan kapasitas bandwidth < beban jaringan untuk 1 operasi, maka kapasitas bandwidth yang dibutuhkan adalah tetap 286 kB/s.

Secara filosofis, perencanaan kapasitas ini fokus kepada estimasi infrastruktur seperti dalam model gambar berikut:

Sumber: Sharing Vision, IT Capacity Planing pada 28-29 Juli mendatang.

Semoga cukup bisa menjelaskan, cukup bisa memberikan gambaran mencerahkan di tengah tuntutan tak bertepi konsumen pada era digital lifestyle ini. Ingat, perencanaan yang matang menuntaskan separuh kerjaan, dan tak ada keunggulan mutlak yang tiada direncanakan.

*) Penulis, Dr. Dimitri Mahayana adalah Chief Lembaga Riset Telematika Sharing Vision, Bandung. Bisa dihubungi melalui [email protected]. (ash/ash)

 

Artikel ini telah dimuat di : http://inet.detik.com/read/2016/07/20/105858/3257110/398/menakar-kapasitas-jaringan-agar-tak-kebablasan

Shopping cart0
There are no products in the cart!
Continue shopping
0