BANDUNG, KOMPAS.com – Layanan short message service (SMS) banking yang disediakan bank-bank di Indonesia, masih banyak dikeluhkan oleh penggunanya. Hal yang paling banyak dikeluhkan adalah keterlambatan atau tidak adanya SMS balasan yang mengkonfirmasi keberhasilan transaksi.
Berdasarkan survey yang dilakukan lembaga riset telematika Sharing Vision, dalam laporan Mobile and SMS Banking Survey tahun 2011, 38% responden menyatakan mereka tidak menerima atau terlambat menerima SMS konfirmasi keberhasilan transaksi.
34% responden menyatakan SMS layanan tidak terkirim. Sementara itu, ada 29% responden yang mengeluh karena pulsa mereka tetap dipotong, meskipun transaksi yang diajukan gagal.
Menurut Dimitri Mahayana, Chief Lembaga Riset Telematika Sharing Vision, keluhan-keluhan itu bisa disebabkan karena adanya gangguan dari operator seluler, atau gangguan dari sistem bank yang sedang drop. “Semuanya keluhan yang merugikan pengguna itu masih bisa ditelusuri oleh Bank Indonesia dan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI),” kata Dimitri, saat jumpa pers di Bandung, Sabtu (21/1/2012)
Hal yang paling merugikan untuk pelanggan, ketika uang di rekening sudah didebet, namun pihak penerima belum menerima transaksi.
Sementara itu, sebanyak 19% responden masih megeluhkan mahalnya tarif SMS permintaan dan respon layanan SMS banking. Sampai saat ini, biaya SMS permintaan dan SMS respon dari bank, berkisar antara Rp 275,- sampai Rp 900,-.
Di tengah penetrasi penggunaan ponsel di Indoneia, hasil survei masih menunjukan 19% responden merasa kesulitan mengakses SMS banking. Ada pula responden yang mengaku sulit melakukan pendaftaran, sebanyak 8%.