Business Continuity Management Policy bertujuan untuk memastikan keamanan dan keselamatan karyawan, dan semaksimal mungkin mejaga, mengendalikan serta memulihkan operasi bisnis perusahaan, untuk secara proaktif meningkatkan ketahanan yang menggangu atau menghentikan upaya perusahaan untuk mencapai tujuan utama dan melangsungkan layanan perusahaan bagi masyarakat dan karyawan. selain itu BCM Policy dapat memberikan dan mensosialisasikan metode yang teruji guna memulihkan kemampuan perusahaan dalam menyampaikan produk dan layanan utamanya serta membangun kamampuan yang teruji bagi perusahaan dalam menangani/mengelola kejadian atau gangguan operasi bisnis dan melindungi reputasi dan kekayaan intelektual perusahaan.
Pada prinsipnya BCM harus sesuai dengan arahan stategis perusahaan, harus mengikuti prinsip optimalisasi sumber daya; dimana solusi BCM harus dapat memenuhi kebutuhan keberlangsungan bisnis sekaligus menggunakan sumberdaya secara efisien, dan peran, fungsi serta tanggung jawab BCM di perusahaan secara jelas didefinisikan dalam organisasi perusahaan.
BCM bukanlah proyek sekali jadi, namun merupakan sebuah perjalan yang berlanjut dan harus diuji, dikaji dan diperbaharui. Maka dari itu perusahaan harus berkomitmen untuk dapat menanamkan BCM ke dalam budaya perusahaan dan dapatr menerapkannya dilapangan. Hal tersebut dapat dilakuakan dengan latihan secara berkala, mengkaji, memelihara dan terus meningkatkan kemampuan BCM team.
Selain itu, perusahaan sebaiknya melakuakan proses audit secara teratur untuk mereview perencanaan, control dan proses yang merupakan bagian dari BCM. Audit ini sebaiknya memeriksa :
- Kelengkapan, keakuratan dan update dari dokumen BCM,
- Aspek strategis dan perencanaan BCM yang merupakan hasil dari kegiatan understanding organization dan determining strategic options dalam pengembangan BCM
- Kefektifitasan BCP dengan cara menilai hasil pelatihan dan pengujian BCP atau hasil dari penanganan bencana dimana BCP tersebut digunakan.(**)
