Seperti yang kita ketahui, Branchless Banking merupakan salah satu strategi distribusi untuk memberikan layanan keuangan tanpa bergantung pada keberadaan kantor cabang bank. Peluang bisnis Branchless Banking pun di Indonesia begitu besar. Menurut survei yang dilakukan SHARINGVISION, saat ini 62% dari 242 juta penduduk Indonesia belum mempunyai rekening bank dan 54% penduduk berada di pedesaan. Hal tersebut bisa menjadi peluang untuk bisnis Baranchless Banking. Pedagang ritel, perusahaan telekomunikasi, industri perbankan dan UMKM dapat mempermudah penyebaran bisnis ini.
Di sisi teknologi, bisnis Brancless Banking bisa bersinergi dengan Coverage seluler yang telah menjangkau ke daerah-daerah pedesaan dan Device available di pasar dengan yang harga terjangkau. Jaringan distribusi pun dapat menjadi pasar yang menjanjikan karena di Indonesia terdapat banyak dealer pulsa, kantor pos dan lain-lain. Sebagai catatan, Pos Indonesia memiliki 4.012 titik serta Kemkoninfo telah membangun 31.392 desa berdering dan 198 desa pintar yang bisa dijadikan partner dalam bisnis Branchless. Namun dari sisi derajat kepercayaan masih harus dibangun.
Saat ini regulasi dan panduan Brancless Banking sedang dalam taraf persiapan oleh Bank Indonesia. Selain itu juga bisnis Branchless Banking harus memperhatikan risiko keamanan dan kejahatan seperti fraud. Seperti yang pernah terjadi pada M-Pesa, Fraud SMS konfirmasi penarikan (pembajakan jalur telepon agen M-Pesa sehingga penipu bisa mengirim SMS konfirmasi kepada agen) dan Fake Ceurrency Swap (menukar uang asli yang akan disetor kepada agen M-Pesa dengan uang palsu. Besar resiko tersebut akan tergantung pada penerapan manajemen risiko yang ketat.(**)