Analisa Q2 2022 Kripto: Good and Bad

Q2 2022, menjadi kuartal yang cukup berat bagi industry kripto. Tiga kripto urutan teratas bahkan mengalami penurunan lebih dari 40% selama kuartal dua. Tercatat Bitcoin sempat turun hingga -56%, Ethereum hingga -67%, dan Binance Coin hingga -49%. Kondisi pun diperburuk dengan berbagai kejadian besar yang terjadi. Mulai dari crash nya Terra Luna, collapse-nya beberapa institusi keuangan seperti 3 Arrow Capital, Babel Finance, bahkan sampai exchange seperti Celsius terpaksa menahan fitur withdrawnya hingga terindikasi bangkrut dikarenakan kondisi market yang sangat buruk.

Berdasarkan situasi yang terjadi pada Q2 2022, CoinFolks melakukan analisis teknik dan on-chain aset kripto Q2 2022 serta merangkum hal baik dan buruk yang terjadi selama kuartal tersebut. Simak rangkuman riset tersebut di bawah ini.

Bitcoin Weekly Timeframe

Sepanjang bulan april hingga bulan juni pergerakan BTC terus menerus mengalami penurunan hamper -63%. Penurunan tersebut adalah penurunan terendah yang pernah terjadi setelah tahun 2020 lalu. Oleh karena banyak sekali investor yang menginvestasikan asetnya di bitcoin, banyak investor yang mengalami kerugian cukup besar.

Gambar 1. Bitcoin Weekly Timeframe

Jika dilihat dari sisi teknik, BTC saat ini masih berada di dalam trend bearish karena indikator EMA masih terus bergerak di atas candlestick. Lebih lanjut indikator  Stochastic saat ini menunjukan golden cross karena terindikasi bahwa BTC akan kembali melakukan retest pada area bearish trend serta retest pada  indikator EMA. Jika retest tersebut berhasil dan BCT benar mampu mengkonfirmasi breakout dari bearish trend, maka bisa dipastikan bahwa BTC akan bergerak reversal  dan kembali bergerak bullish.

Jika BTC bisa breakout bearish trend sama EMA, maka BTC bakal punya potensi bullish. Tetapi kondisi ini kemudian harus dilihat terlebih dahulu apakah BTC confirm breakout atau hanya false breakout. Tidak dianjurkan untuk langsung membeli ketika breakout.

Bitcoin Daily Timeframe

Jika dilihat dari time frame yang lebih kecil yaitu per hari, BTC sebelumnya bergerak sideways dengan range area Support (18538.5 – 19029.1) dan Resistance (21420.7 – 21868.4). Namun, setelah beberapa lama akhirnya BTC mampu breakout yang kemudian membentuk struktur wave Higher High dan Higher Low. Lalu jika kita melihat dari indikator stochastic terlihat bahwa indikator tersebut akan bergerak goldencross. Hal ini berpotensi membuat BTC mengalami penguatan dan bergerak bullish.

Gambar 2. Bitcoin Daily Timeframe

Melihat Elliot wave saat ini, BTC sedang bergerak di wave kedua dan akan bergerak sesuai Elliot wave yang ketiga yaitu bergerak bullish hingga area Resistance (27895.0 – 28666.0). Saat ini BTC sudah ada di wave kedua. Sehingga jika dilihat secara trend, maka ada kemungkinan BTC sedang mempersiapkan diri untuk wave ketiga.

Gambar 3. Candlestick Bitcoin Daily Timeframe

Daily timeframe BTC juga memperlihatkan adanya candlestick reversal. Selain itu, indikator stochastic sudah berada dalam  kondisi oversold, dan mulai bergerak golden cross apabila candlestick  pada  time frame daily close dengan candle bullish.  Ketiga indikator berupa wave higher high dan higher low, candlestick reversal, dan indikator stochastic yang oversold mengindikasikan BTC memiliki  potensi yang besar untuk bergerak bullish, jika candlestick daily pada tanggal 27 Juli 2022 close dengan candle bullish.

Analisis On-Chain Kripto

Analisis on-chain adalah salah satu metode analisis yang digunakan oleh investor atau trader profesional dengan memanfaatkan informasi pada jaringan blockchain. Data on-chain ini terdiri dari berbagai metric analisa yang dijadikan indikator untuk melihat momentum pergerakan harga. Informasi yang bisa diambil salah satunya seperti saldo aktif pengguna blockchain, arus keluar masuk dompet bursa, biaya transaksi dan lain-lain.

Metric SOPR LTH 30D

Ini adalah metric yang digunakan untuk memperkirakan jumlah keuntungan atau kerugian yang direalisasikan oleh investor pada umumnya. Metric ini memberikan gambaran mengenai perilaku dan sentiment holder yang cenderung tidak bereaksi terhadap volatilitas pasar, dan memiliki keyakinan fundamental yang lebih tinggi untuk tetap menahan asetnya.

Gambar 4. Metric SOPR LTH 30D

Analisa On-chain Q2 2022

Pada gambar dapat dilihat bahwa grafik atas merupakan indikator dari SOPR, sementara grafik bagian bawah merupakan harga dari Bitcoin. Pada chart SOPR bagian kotak merah merupakan tanda bahwa mayoritas dari holder setia Bitcoin sedang berada pada  posisi  merugi.

Setiap SOPR berada level tersebut, pada umumnya merupakan area bottom  untuk BTC sehingga momentum ini merupakan peluang yang bagus untuk melakukan akumulasi Bitcoin secara bertahap. Pada tahun 2015-2016 saat tren bearish sedang berlangsung, harga Bitcoin bermain di range Kotak merah selama 400 hari atau berada dibawah nilai 1.00 SOPR, sebelum akhirnya kembali reli. Tahun 2018 -2019, menghabiskan jangka waktu kurang lebih dari 330 hari bermain dalam range atau berada dibawah nilai 1.00 SOPR.

Sedangkan tahun ini sudah sekitar 65 hari sejak holder jangka panjang berada dalam kondisi floating loss. Jika mengambil asumsi dari sejarah sebelumnya, maka kita masih berada pada fase rangin yang cukup panjang.

Good & Bad on Q2 2022

Selama Kuartal ke-2, terdapat hal baik dan buruk yang terjadi di industri Kripto yaitu ketangguhan pasar Kripto menghadapi goncangan pasar dan rekor interval waktu untuk penurunan beruntuk terburuk.

Kripto tetap tangguh hadapi guncangan pasar

Luna dan UST Crash yang terjadi kemarin merupakan peristiwa blackswan yang menggemparkan pasar kripto yang telah bearish. Namun walaupun begitu, pasar  kripto cukup tangguh dalam menghadapi goncangan pasar ini. Yang lebih penting adalah, tidak seperti crash sebelumnya,  likuiditas di pasar spot dan future masih konsisten dan berjalan lancar tanpa ada gangguan dari perdagangan utama. Ini menunjukkan tanda awal kedewasaan untuk kripto sebagai kelas asset perdagangan dan investasi yang semakin matang.

Gambar 5. Top 15 Koin sejak 2016

Rekor interval waktu penurunan terburuk

Efek tapering telah dirasakan oleh pasar kripto. Dalam 9 minggu berturut-turut BTC dan ALT Coin index mengalami penurunan beruntun dan terus bertambah. Hal ini merupakan rekor interval waktu untuk penurunan beruntun terburuk sejak kripto mulai diperdagangkan. Kita dapat melihat sektor-sektor yang paling terdampak dari tabel dibawah ini:

Gambar 6. Sektor-sektor terdampak Efek Tapering
  1. Sektor Blockchain layer 1 merupakan sektor dengan penurunan terendah yaitu dengan drawdown sebesar 57% dengan sampel  BNB
  2. Sektor DEFI dan MEME coin memiliki persentase penurunan paling signifikan yaitu di range 89 – 100% penurunan
Gambar 7. Sektor-sektor terdampak Efek Tapering
  1. Tahun 2017 saat bullish halving yang dikendarai oleh isu ICO membutuhkan waktu sekitar 1 tahun untuk menemui titik terendahnya dan sekitar 37 bulan untuk dapat menuju All Time High yang baru
  2. Jika kita berasumsi 2021 adalah tahun 2017, maka penurunan yang terjadi sampai dengan Juni ini masih setengah dari perjalanan periode winter pasar kripto
  3. NASDAQ telah melalui penurunan yang hamper sama dengan Covid 2020 kemarin yaitu di 31%
  4. SP500 adalah yang paling stabil bahkan belum mencapai tingkat penurunan yang sama dalam historisnya

Simak Insight mengenai Kripto Masih Menjadi Pilihan Investasi Utama di Indonesia pada tautan berikut ini https://sharingvision.com/2022/kripto-masih-menjadi-pilihan-investasi-utama-di-indonesia/

Materi lengkap CoinFolks Crypto Report Q2 2022: Analisa Teknikal & On-Chain Aset Kripto Q 2022 dapat diunduh pada tautan berikut ini

Materi lengkap CoinFolks Crypto Report Q2 2022: Good & Bad on Q2 2022 dapat diunduh pada tautan berikut ini

Unduh insight dalam bentuk pdf pada tautan berikut ini


Shopping cart0
There are no products in the cart!
Continue shopping
0