Setidaknya ada lima alasan mengapa bisnis data center di tahun 2013 akan banyak diminati, seperti yang diungkapkan oleh Chief Sharing Vision, Dimitri Mahayana, 23 Desember 2012. Pertama, Peraturan Pemerintah 82/2012 tentang ITE menetapkan para penyelenggara layanan publik berbasis sistem elektronik termasuk Blackberry, Google, dll. berkewajiban membandung Data Center, Disaster Recovery Center di Indonesia.
Kedua, para pemain global mulai masuk ke bisnis Data Center di Indonesia. Di antaranya adalah Equinix, yang merupakan salah satu top provider data center di dunia. Ketiga, peningkatan broadband dan IT lifestyle dan IT services dalam berbagai bidang kehidupan di Indonesia, baik dari sisi mobile lifestyle, penggunaan transaksi perbankan elektronik, e-learning, penerapan layanan IT dalam logistik, air-port, sea-port, dry-port, penerapan layanan IT dalam perhotelan dan tourism, penerapan layanan IT dalam kedokteran dan farmasi (e-health), dst. Semakin men-drive kebutuhan Data Center di Indonesia.
Keempat, survey Sharing Vision ke berbagai perusahaan di Indonesia menunjukkan adanya kecenderungan perusahaan di Indonesia untuk menggeser pengadaan Disaster Recovery Center-nya dari inhouse menjadi outsource dan colocation. Kelima, satu hal yang khas, nampaknya perusahaan-perusahaan besar belum terlalu berani menggeser Data Center atau Disaster Recovery Center ke dalam layanan berbasis Cloud, walaupun secara global hal ini terjadi. (**)