Di tahun 2013, Android akan menyalip BlackBerry, hal itu terungkap dalam Outlook Industri Teknologi Informasi 2013, bertajuk, “A B C D E F G H I J It Extravaganza 2013”, Jumat, (21/12/2012), bertempat di The Hartwood Gourmet and Grind jalan Cimanuk Bandung, turut hadir dalam acara tersebut, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Barat Dudi Sudrajat, Chairman Sharing Vision Indonesia Dimitri Mahayana dan para wartawan.
“Indonesia adalah negara yang paling banyak pengguna BlackBerry, padahal di tahun 2013, Android akan menyalip BlackBerry”, kata Chairman Sharing Vision Indonesia Dimitri Mahayana, “Sekarang era satu juta aplikasi, dan Android menawarkan aplikasi gratis terhadap penggunanya, sedangkan BlackBerry hanya berkutat di BlackBerry Messenger (BBM)”, ungkap Dimitri, “Secara global RIM sudah habis dan masa BlackBerry hanya sampai 2015”, tambahnya.
Dimitri pun menyoroti penembakan anak Sekolah Dasar di Amerika baru – baru ini, “Pembunuh anak SD di Amerika adalah penggemar game Doom”, ungkap Dimitri, “Bahkan di China ada orang tua yang rela menjual anaknya demi mendapatkan uang untuk bermain game”, tambahnya.
Mengenai maraknya SMS penipuan, Dimitri mengatakan bahwa seharusnya pemerintah mengatur dan membatasi SMS penipuan, “Kebobolan data dan uang selalu terjadi setiap hari di dunia melalui SMS Banking, pembobolan rekening maupun Internet Banking”, ungkap Dimitri, “Saya tidak pernah mengaktifkan Internet Banking”, tambahnya.
Lebih lanjut Dimitri memaparkan bahwa cloud computing semakin dipercaya sebagai model IT masa depan, dan pemain – pemain global mulai masuk ke bisnis data center di Indonesia, “Data center business akan menjadi primadona”, ungkap Dimitri, “Sudah mulai bermunculan Pure Online Bank, yaitu bank yang murni online dan tidak memiliki keberadaan cabang fisik sama sekali”, ungkapnya.
Di akhir paparannya Dimitri mengungkapkan bahwa infrastruktur layanan publik akan hancur bila kesiapan BCM (Business Continuity Management) para penyelenggara layanan ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) tidak ditingkatkan dan dipastikan oleh regulator, “Hal ini telah dialami BEI (Bursa Efek Indonesia), dan AP2 (Angkasa Pura 2), serta layanan BlackBerry”, ungkapnya.
sumber: www.arcom.co.id