IT Capacity Planning Framework

Teknologi informasi saat ini sudah berkembang sangat pesat. Fungsinya tidak hanya menjadi alat pendukung, tetapi telah menjadi alat utama yang tidak terhindarkan dalam pengembangan bisnis suatu perusahaan. Meningkatnya kritikalitas teknologi informasi bagi perusahan menuntut performa TI yang semakin tinggi. Kualitas performa IT itu sendiri ditentukan oleh keefektifan dan keefisienan dari proses perencanaan kapasitas teknologi informasi atau yang biasa disebut sebagai IT Capacity Planning.

Menurut Dicky Wizanajani sebagai senior consultant IT Sharing Vision, IT Capacity Planning dapat memiliki ruang lingkup yang luas. Penting bagi perusahaan untuk dapat memahami kerangka kerja dan konteks dari IT Capacity Planning. Berdasarkan hal tersebut, Sharing Vision menyusun materi mengenai “IT Capacity Planning Framework” sebagai salah satu materi dalam Certified IT Capacity Planning Expert (CICPE) yang diadakan oleh Sharing Vision.

Simak penjelasan ringkas dari materi tersebut di bawah ini.

IT Capacity Planning Framework

Penting bagi perusahaan untuk dapat memahami kerangka kerja dan konteks dari IT Capacity Planning, yaitu mengidentifikasi tujuan dari performa dan sistem IT, mengukur sistem dan karakterisasi workload, membangun dan verifikasi performance model, dapat melakukan forecast workload, performance, dan resource IT, konfigurasi dan pengadaan, serta melakukan review dan monitoring.

Gambar 1. IT Capacity Planning Framework

Konteks dan Cakupan IT Capacity Planning

Memahami konteks IT Capacity Planning dalam IT Capacity Management atau lebih luasnya dalam proses pengelolaan TI perusahaan juga menjadi penting, agar kualitas performa TI dapat dilakukan secara efisien dan efektif. Konteks IT Capacity Planning dapat dikaitkan dengan best practice ITIL Capacity Management dan ISO 25010 series. 

Gambar 2. COBIT 5 sebagai Konteks IT Capacity Planning

Lebih lanjut, juga harus dipahami bahwa IT Capacity Planning yang dibahas pada CICPE hanya terbatas pada perencanaan kapasitas jaringan perusahaan, database/storage, dan server. Pembahasan seperti perencanaan kebutuhan resource, kapasitas ruangan produksi, dan kapasitas mesin produksi tidak menjadi ruang lingkup CICPE. Oleh karena itu, cakupan IT Capacity Planning terdiri dari Capacity Planning Infrastruktur TI, hardware, dan software.

Gambar 3. Cakupan IT Capacity Planning

Pihak yang melakukan IT Capacity Planning

Latar belakang melakukan IT Capacity Planning adalah adanya kebutuhan bisnis baru atau perubahan kebutuhan bisnis. Kebutuhan ini menyebabkan perubahan terhadap IT service yang dibutuhkan bisnis, baik hanya perubahan capacity atau performance maupun perubahan yang lebih besar (misalnya dibutuhkan IT service baru). Adapun dalam menyiapkan kebutuhan bisnis terhadap IT Service, terdapat beberapa prinsip yang perlu dipahami:

  1. Harus berdasarkan business need dalam arti, harus dapat ditelusuri sampai ke kebutuhan di sisi bisnis, dapat mengacu dokumen seperti business requirement definition, rencana strategis TI, rencana strategis perusahaan, dsb.
  2. Kebutuhan berasal dari pihak yang berwenang, yaitu bisnis perusahaan.

Berdasarkan prinsip tersebut, maka tidak hanya bagian teknologi informasi perusahaan saja yang perlu melakukan IT Capacity Planning, namun juga bagian bisnis perusahaan. Seperti contoh, saat ini banyak sekali service perusahaan yang didukung TI, misalnya mobile self-service melalui aplikasi Android & IOS. Berdasarkan Tata Kelola TI yang baik, service tersebut perlu menjadi inisiatif bisnis dan pembahasan terlebih dahulu, misalnya melalui RSTI). Contoh lain adalah mengenai pertumbuhan jumlah pelanggan yang diperkirakan naik 10% setiap tahun berdasarkan data dari aplikasi core. Data tersebut perlu divalidasi oleh Divisi bisnis terlebih dahulu sebelum digunakan dalam IT Capacity Planning.

Gambar 4. Siapa yang melakukan IT Capacity Planning

Hasil IT Capacity Planning

Berdasarkan input kebutuhan bisnis dalam framework IT Capacity Planning, maka perusahaan akan memiliki hasil :

  1. Hasil IT Capacity Planning dituangkan pada dokumen hasil IT Capacity Planning
  2. Dokumen hasil IT Capacity Planning dapat dijadikan acuan untuk melakukan engineer estimate pada proses pengadaan.
  3. Engineer Estimate ini yang kemudian dapat diturunkan menjadi TOR/RKS pada proses pengadaan nanti.
  4. Terkait kebutuhan resource, dimungkinkan perubahan jumlah kebutuhan, disesuaikan dengan gambaran kondisi penggunaan resource terkini saat pembuatan dokumen TOR/RKS nanti dengan Batasan berupa jangka waktu sesuai kebijakan perusahaan.
  5. Kebijakan terkait dokumen hasil IT Capacity Planning menjadi penting terkait karakteristik proses forecasting yang akan dilakukan.
Gambar 5. Input dan Output IT Capacity Planning

Simak insight mengenai IT Capacity Planning dan Karakteristik TI pada tautan berikut ini https://sharingvision.com/2022/it-capacity-planning-dan-karakteristik-ti/

Insight berikut dapat dibaca dalam bentuk pdf pada tautan berikut inihttps://sharingvision.com/2022/it-capacity-planning-dan-karakteristik-ti/

Shopping cart0
There are no products in the cart!
Continue shopping
0